Anda Tak Bisa Meniru Hati dan 'Jiwa' dari Sebuah Bisnis

Posting Komentar
Waktu SMA dulu, saya suka sekali main band sama teman-teman di sekolah. Maklum, jiwa remaja yang masih labil sangat tergelora mendengar hentakan musik rock, yang cadas, yang keras. Hentakan-hentakan keras yang keluar dari soundsystem para musisi rock tersebut memberikan semangat untukku, untuk kami.
Posisiku di band sekolah ada pada gitar. Teknikku cukup bagus kala itu, hanya saja aku terkesan seperti Sherlock Holmes yang suka bermain musik dengan cara asal. Kata lainnya, aku membutuhkan bimbangan seseorang untuk menyempurnakan teknik gitarku. Dan orang itu bernama Paimo. Orangnya kurus, rambutnya keriting gondrong, kucel. Mahasiswa Instiper Jogja. Jika bicara teknik gitar, sungguh segala kemewahan ada pada dirinya.


Ia tak mengajariku macam-macam. Ajaran satu-satunya yang ia berikan padaku adalah “be yourself”. Aku mengernyitkan dahiku tak mengerti. Lantas, Paimo meneruskan kalimat selanjutnya, “Kamu emang bisa meniru Green Day, Blink 128, Mr. Big, dll. Tapi kamu tak akan bisa meniru semangatnya! Ciptakan musikmu sendiri!”

***

Menjelang akhir kuliah, di akhir tahun 2006an – selepas KKN, aku segera membayangkan hendak ke mana selulus kuliah nanti? Pertanyaan standar yang hampir selalu diajukan mahasiswa-mahasiswi tingkat akhir – kebanyakan ditanyakan para mahasiswa.

Aku gemar membaca. Apapun. Lebih-lebih bacaan yang sesuai seleraku. Aku pergi ke tempat persewaan komik, dan menemukan majalah Hai edisi khusus akhir tahun. Tema yang dibahas: para rebel. Orang-orang sukses yang berada di luar jalur standar/umum.

Raditya Dika [www.radityadika.com], tokoh yang kubaca. Ia menginspirasiku. Blognya, yang berisi cerita pengalaman pribadinya yang konyol dan goblok, dibukukan Gagasmedia [www.gagasmedia.net] menuai sukses di pasaran. Busyet?! Buku tolol itu mendapat perhatian anak-anak muda seluruh Indonesia, termasuk aku. Alhasil, kayalah dia.

Kejadian itu memberiku ide. Kenapa tidak aku membuat blog? Blog pribadi yang konyol dan goblok. Pengalamanku sehari-hari saja. Mirip blognya Raditya Dika. Siapa tahu bisa menuai sukses? Dibukukan? Dapat royalty 10%? Kenapa tidak?

Dan dimulailah uji-cobaku ngeblog sejak saat itu, dengan harapan semoga aku berhasil. Mulailah kesusahan demi kesusahan hadir di hidupku. Bagaimana blogku bisa up? Dan menjadi terkenal? Motivasiku senang-senang meski boros minta ampun.

Beberapa lama berikutnya, motivasi itu berubah seiring waktu. Seorang teman menawarkan hal lain yang lebih menarik ketimbang hanya senang-senang lewat blog, yaitu: google adsense. Berubah lagilah motivasiku.

Karena motivasi yang berubah-ubah, blogku tidak menjadi lebih baik. Pelbagai eksperimen untuk blog kucoba, sampai-sampai tak terasa waktu sudah berjalan cukup lama: 5 tahun. Dan aku – seharusnya – tidak lagi dipandang sebagai seorang pemula di blog. Nyatanya? Tetap saja, aku tak maju-maju. Aku juga tak bisa lagi menikmati senang-senang lewat blog. Pun aku tak pernah mendapatkan uang lewat sana. Semangatku timbul tenggelam seiring waktu berganti. Memang tak patah arang, tapi aku selalu berubah-ubah. Menginginkan blogku seperti ini-itu. Tak konsisten.

Apa yang kudapat? Tak ada selain buang-buang waktu, pikiran, dan tenaga.

Apa yang salah? Niatku berubah, dan selalu mencoba menjadi peniru.

Andai saja niatku tak berubah-ubah, dan mencoba hendak menjadi peniru, mungkin aku bisa berhasil. Kemudian, aku teringat kata-kata Paimo padaku sepuluh tahun lalu, “Kamu emang bisa meniru Green Day, Blink 128, Mr. Big, dll. Tapi kamu tak akan bisa meniru semangatnya! Ciptakan musikmu sendiri!” Sekarang aku mengerti apa maksudnya.

***

Beranjak dari semuanya, aku ingin membagikan kesalahan teknis di pikiranku yang menggagalkanku di dunia maya. Setidaknya, aku berhasil mencatatkan apa yang harus dilakukan seorang pemula yang mau jatah kue kesuksesan di dunia maya. Satu saja: konsisten terhadap apa yang kamu cita-citakan dari awal. Dan ciptakan sendiri hati dan 'jiwa' yang ada dalam dirimu.

Bagaimana menurutmu, Sob?

*) Judul diambil dari kata-kata Howard Schultz dalam buku Sialan! Beckham [ternyata] Yahudi (2009)
Lebih baru Terlama

Related Posts

Posting Komentar