Cerpen: Gaya Rambut Cepmek

Posting Komentar

"Aaaa… Singaaa!" pekik Mama saat melihat Stevani berjalan gontai ke ruang tengah.

Stevani yang baru siuman dari tidur siang mencebik ke arah Mama.

Setengah kesal, karena nyawanya masih belum ngumpul, ia berkata, "Ih, Mama! Nggak lucu tau!"

Mama menyeringai, lalu menghampiri anak gadisnya yang mulai beranjak remaja itu.

"Eleh eleh, anaktu tayang. Gitu aja ngambek, abisan rambut kamu tuh ngetrill kayak motorcross?" tukas Mama bercandya lagi.

Mama memang begitu suka membercandai anaknya sendiri.

"Iya, ni, Ma. Rambut aku udah mulai ngetrill lagi! Duh, aku jadi males sekolah kalo begini caranya."

"Loh, loh, kok kamu tau-tau mau bolos sekolah aja?" tanya Mama saat mendengar pernyataan Stevani barusan.

"Habisnya, aku malu, Ma. Kalo rambut aku begini, aku bakalan diledekin temen-temen. Terutama Jimbo CS!"

"Kalo nggak masuk sekolah, berarti kamu nggak ikut ujian dong?" kata Mama mengingatkan.

Stevani membenarkan pernyataan Mama.

Tidak mungkin bolos di tengah-tengah ujian. Bisa tidak naik kelas nanti.

"Terus gimana dong, Ma? Aku nggak mau sekolah dengan rambut kayak gini."

Mama memegangi dagu.

Tatapannya diarahkan ke langit-langit kamar.

Dia menyadari penyebab rambut Stevani jadi awut-awutan seperti sekarang.

Dan dia juga sadar jika memberi saran pada Stevani saat ini tidak akan berguna.

Karena itu, dia memikirkan sebuah solusi yang sederhana.

Ide gaya rambut tahun 80-an yang sangat cocok untuk putrinya itu.

"Ah… Mama punya solusi. Yuk kita nyalon!" kata Mama.

Di salon, Stevani duduk di kursi tempat dimana para kapster akan memotong rambut para pelanggan.

Dia siap didandani.

Mama berbisik kepada kapster, yang dipanggil Mak Beti.

Tapi, Mama tahu jika itu hanyalah nama panggilan si kapster. Karena ada nama Didik pada nametag yang tersemat di baju seragamnya.

"Oke, siap, Mama," sahut Mak Beti memahami permintaan kliennya.

Detik berikutnya, Mak Beti mulai bekerja.

Dia tampak piawai memainkan gunting dan sisir.

Cekrik, cekrik, cekrik. Dan dalam tempo sekitar tiga puluhan menit, Mak Beti telah merampungkan pekerjaannya.

Hasilnya…

Stevani pangling dengan dirinya

"Ini beneran aku?" tanya Stevani pada dirinya sendiri.

Mama dan Mak Beti tersenyum melihat kepuasan di wajah Stevani.

"Om Didik, nama gaya rambut ini apa?" tanya Stevani.

"Om Didik, om Didik. Panggil aku, Mak Beti ya, Nek!" tegas sang kapster.

Stevani terkikik mendengar keluhan Mak Beti.

"Itu gaya rambut Cepmek, yang artinya cepat mencintai kamu!" sambung Mak Beti.

"Oh, aku tahu, itu gaya rambut yang dipopulerin Alif ya?" tanya Stevani.

Mama dan Mak Beti mengangguk bersama-sama.

"Gimana?" tanya Mama.

"Ini diluar ekspektasi aku, Ma. Terima kasih," jawab Stevani sembari memeluk Mama, "Baiklah, Ma. Besok, aku akan sekolah."

Mama tersenyum. Dia senang mendengarnya.

"Jangan lupa. Rambutnya dirawat," celetuk Mama.

"Oke, Mama cantik." sahut Stevani.

Related Posts

Posting Komentar