Resign

4 komentar
Sabtu lalu aku udah bilang sama bosku kalau aku mengundurkan diri dari perusahaan yang dikelolanya selama 13 tahun. Sejak itu, aku sudah menganggap dia ex-bos. Hehehe... Mendengar berita ini, teman-teman banyak yang bingung dengan keputusanku resign. Pertanyaan yang mereka ajukan padaku adalah "Yakin? Dah siap resign?" "Emang kowe udah cepak-cepak (*siap-siap, red.) kerja di tempat lain?" dll. Soalnya kan belum lama aku menikah -- tentu menghabiskan banyak duit. Lagian mereka percayanya kalau aku cuma punya satu tempat untuk menghasilkan duit.


Dalam hati aku menjawab pertanyaan mereka dengan satu kata yaitu belum. Aku belum siap resign, aku juga belum siap-siap kerja di tempat lain.

Tapi...

Hidup nggak pernah menunggu kita siap. Aku hanya punya satu rencana. Satu. Bukan dua, terlebih tiga. Dan itu adalah menjadi freelancer alias pekerja lepas.

Kenapa kupilih menjadi freelancer? Alasannya banyak. Nggak bisa kusebut satu per satu.

Tapi...

Aku punya satu alasan kuat untuk keluar dari MP. Bosan. Aku nggak tahu bagaimana teman-temanku sanggup bertahan kerja di sana selama beberapa waktu? Ada yang sampai 6 tahun, bahkan ada yang 8 tahun lebih. Aku sendiri udah kerja 3 tahun di sana.

Nah...

Keputusanku sudah dibuat. Kalimat dalam hati sudah diucapkan. Lelaki sejati pantang menariknya lagi. Aku akan berjuang di kehidupan freelancer-ku. Oink. Oink. Oink.

Related Posts

4 komentar

  1. itu yg pernah saya alami jg mba beberapa bulan lalu.. lebih enak mencari uang sbg freelance di berbagai tempat daripada kerja di satu tempat tp hasilnya tdk sesuai

    BalasHapus
  2. Suatu hari nanti, aku ikut nyusul mas. Hehhehe

    BalasHapus
  3. ahahaha.... sekarang belum saatnya ya Mas Erick?

    BalasHapus

Posting Komentar