Chihiro merilis Nishiki. Meskipun tubuhnya terluka akibat menahan Mei yang dirilis Soujou untuk menyerang warga.
"Tak ada gunanya memaksakan dirimu memakai teknik itu," tukas Soujou mengomentari kondisi Chihiro yang terlihat memaksakan diri.
Namun, dalam hati, ia merasa aneh dengan kemampuan Chihiro yang dapat menahan serangan Mei.
'Luar biasa, dia masih sadar. Apa ada kebocoran saat mengisi kekuatannya? Sepertinya aku masih belum bisa menggunakannya dengan baik dalam waktu satu minggu. Interval Mei akan berakhir sebentar lagi,' ucap Soujou dalam hati.
Kemudian, ia berujar tentang ucapan Chihiro sebelumnya, "Untuk melindungi yang lemah kau bilang? Bah, alasan konyol! Apa maksudmu untuk melindungi bocah itu, huh? Hahaha... Niat baik, itu kata yang tidak cocok bagi senjata pembunuh buatan Rokuhira!"
Pernyataan Soujou barusan membikin hati Chihiro meradang. Ia pun memekik, "KAU TAK BERHAK BICARA TENTANG AYAH!"
Soujou sontak terkejut mendengar pekikan Chihiro yang sama sekali tidak disangka-sangkanya. Lebih-lebih ketika Chihiro menyerang Soujou dengan energi pedangnya.
Soujou yang sudah makan asam garam melakukan pertarungan segera menangkis serangan tersebut. Menurut penilaiannya, energi itu berbeda dibandingkan sebelumnya dari sisi kecepatan dan kekuatannya.
Untuk mengatasi serangan Chihiro, Soujou langsung mengeluarkan Ketsu Iccle Thorns. Sehingga area sekitar Soujou dipenuhi es magis mirip stalaktit yang keluar dari perut bumi.
Namun, berkat Nishiki, Chihiro mampu bergerak di celah-celah es. Ia bergerak ke belakang tubuh Soujou untuk menyerang. Soujou yang menyadarinya dan balas menyerang. Pedang Chihiro dan Soujou menebas leher satu sama lain, tetapi pedang Chihiro sampai ke leher Soujou lebih dulu. Sehingga, Soujou memutuskan membatalkan serangannya dan mundur beberapa langkah ke belakang.
Aksi Soujou menghindari tebasan cukup membuat Chihiro takjub. Ia berpendapat Soujou sangat jago main pedang. Namun, ia tahu tak boleh bertindak gegabah. Karena serangan yang mampu ditangani tubuhnya saat melepas Nishiki hanya tersisa satu.
Di saat ia hendak menyerang Soujou, tiba-tiba mobil yang dikendarai anak buah Soujou melintas. Chihiro melihat sebuah kaki kecil, menduganya sebagai kaki milik Char.
Karena serangannya hanya tersisa satu, Chihiro terpaksa memilih satu target diantara dua yang ada di hadapannya: Soujou atau menyelamatkan Char. Namun, hati nurani Chihiro masih berfungsi dengan baik rupanya. Karena itu, ia memilih untuk menyelamatkan Char daripada bertarung dengan Soujou.
Dengan kekuatan Nishiki, ia melayang masuk ke dalam mobil yang dikendarai anak buah. Soujou tidak membiarkan Chihiro pergi, tapi Kamunagi muncul dan menahan serangan Soujou dengan memunculkan benteng berbentuk batu. Tak ingin berhadapan, Soujou memutuskan kabur.
Sementara, Chihiro berhasil menangkap salah seorang anak buah Soujou dan segera menginterogasinya, menanyakan tentang keberadaan Char – ternyata Char tidak ada di dalam mobil itu, kecuali satu kakinya saja. Karena tidak mendapat jawaban apapun, ia pun membebaskan jiwa anak buah Soujou dari raganya. Setelah itu, ia pingsan.
Posting Komentar
Posting Komentar