Suka-Duka Freelancer

Posting Komentar
Setelah memutuskan hengkang dari kantor sebuah penerbitan, dan akhirnya menjadi seorang freelancer selama satu-dua bulan ini (Desember 2011 - Januari 2012), saya memiliki cerita suka-duka sebagai freelancer. Catatan ini mungkin buat pelajaran teman-teman yang mau freelance.


Pendapatan Freelancer Lebih Besar

Yuph, jujur aja, emang begitu adanya. Saya tak berbohong soal ini. Walaupun saya juga memahami peningkatan pendapatan belum tentu juga peningkatan kesejahteraan. Ada poin-poin penting yang harus dilakukan. Utamanya, soal pengeluaran. Ingat, istilah besar pasak daripada tiang kan? Nah, mungkin, website ini dapat membantu soal keuangan anda.

Seorang Freelancer Baiknya Dinamis

Diam sebagai seorang freelancer adalah kematiannya sendiri. Soalnya apa? Dia tak mungkin mendapatkan jobs hanya dengan ongkang-ongkang kaki. Tidak seperti pegawai yang hanya melakukan segala sesuatunya dengan lurus. Eight to five. Begitu terus tiap hari. Jadi, masalah pekerjaan tentunya harus terus dicari dengan jalan membuka jaringan / teman yang baru.

Pembayaran yang Ngaret

Oiya, ini bagian yang paling vital. Dalam hitungan kertas bisa saja, seorang freelancer mendapatkan penghasilan seperti yang dimauinya. Tapi, pembayaran project bisa saja melar hingga 2-3 bulan. Saya perjelas: dalam satu perusahaan, faktor yang biasa dikorbankan adalah manusia (pekerja). Pekerja dalam dikorbankan? Oh, itu sungguh akan membuat demo yang besar. Tapi, kalau freelancer dikorbankan? Dari mana dia memiliki massa untuk melakukan demo. Hasilnya, pasrah, sambil terus menagih, dan berharap "tuan besar" mau mengerti. Sehingga alasan duit tak ada keluar disingkirkan "tuan besar". Turunlah duit. hehehe... 

Jaringan / Teman Itu Nomor 0

Ini hal paling mutlak! Dan baiknya didahulukan ketimbang lainnya. Ego ditekan (kecuali terpaksa keluar). Kadang menggerutu di belakang, atau dengan membuat catatan seperti ini lebih baik daripada keluar tanpa kontrol. Karena seringnya mencari jaringan / teman, tentu akan bertambah kan? Ingat pepatah silaturahmi menambah rezeki. Saya percaya itu kok... 

Masa Depan Menghitam?

Saya sih masih tak percaya dengan hal ini. Soalnya apa, selama memiliki plan yang jelas, seorang freelancer tentu memiliki tujuan. Dan itu akan meningkatkan kepercayaan diri freelancer sebagai freelance. Oh, itu dalam pikiran saja ya? Soalnya, ada beberapa faktor penentu yang tak bisa dipisahkan dari sukses tidaknya seorang freelancer. Itu sudah saya ungkap di atas.

Waktu yang Lebih Longgar

Karyawan jelas dipatok waktunya. Nine to five. Jadi lebih sempit. Freelancer? Kerja aja 4 jam sehari. Sisa waktu bisa dimanfaatkan lebih banyak. Dari mulai updet pengetahuan, nambah skill, ketemu klien, sampai menambah jaringan seperti di atas tadi. Manusia adalah pengetahuanmu. Pengetahuan bertambah bukan tak mungkin skill bertambah. Klien dan jaringan bertambah, bisa jadi pendapatan juga bertambah. Freelancer juga dapat belajar membuat usaha sendiri -- coba baca ini >> qmfinancial.

Sebagai seorang freelancer yang hidup dalam ketakpastian, tentu keinginan sukses masih ada dan menjadi impian surgawi. Saya percaya jika semua pihak dapat mengontrol diri demi kelancaran dan kenyamanan bersama akan menjadikan hidup lebih baik. Saling mengisi di antara kekosongan. Semoga menginspirasi.[]

Foto: Unsplash.

Related Posts

Posting Komentar