Salah satu dari mereka langsung berkata, "Nggak ada ide yang jelek. Semua ide itu bagus. Jahat kalau kalian bilang ide itu jelek."
Aku garuk-garuk kepala. Waduh, salah tanya nih. Tapi nggak, dia kemudian menerangkan alasan kenapa ide itu tidak ada yang buruk.
Pertama, ide itu sulit ditemukan. So, sebagus apapun ide kamu kalau ditulis dengan jelek, hasilnya belum tentu sebagus jika ide yang -- menurut kalian itu jelek -- ditulis dengan baik. Jadi, sudah jelas siapa yang bersalah di sini?
Kedua, biarpun ide itu jelek dan ditulis dengan jelek pula, maka itu sangat bagus. Karena sudah jadi berbentuk naskah. "Kamu pun kalau disuruh membuat juga belum tentu bisa kan. Walaupun kamu editor?" kata yang menjelaskan itu.
Aku manggut-manggut, soalnya benar juga dia. Ide yang jelek sudah terwujud jadi tulisan. Toh, masalah sebuah tulisan itu jelek atau nggak, yang menilai kan pembaca. Sementara pembaca itu banyak, nggak cuma kamu.
Atau bisa jadi, ide yang kamu nilai jelek itu belum menemukan momentumnya saat ini.
Oke, ini salah satu pengalamanku. Aku pernah mengajukan sebuah naskah horor. Namun, ditolak mentah-mentah oleh sebuah penerbit yang sudah besar juga di Jogja. Katanya, idenya jelek. Sempet patah arang juga dibilang begitu. Terus, saya banting setir kirim ke penerbit lain, dan alhamdulillah ya diterima. Ternyata, benar apa yang dibilang redaktur penerbitan di Jakarta itu.
Terus jeleknya di mana kalau begitu? Ada yang mau menyanggah? Or menambahkan?
Gini yah kawan pendapatku sebagai seorang yang punya impian besar menjadi seorang penulis (mohon doanya)
BalasHapusMenurutku, penilaian apakah sebuah ide itu baik atau tidak tentunya tergantung dari pribadi yang melihat ide tersebut, contohnya saja ide tentang naskah horor tersebut, mungkin saja penerbit mengatakan ide itu buruk karena prinsip mereka yang tidak menyukai horor... beda dengan penerbit yang khusus menerbitkan naskah horor, mereka pasti mempertimbangkannya
yuph sepakat :)
HapusMungkin setiap penerbit sudah menetap segmen materinya masing-masing..Mmg bisa jadi di penerbit A tidak diterima, tapi msh bnyk peleuang penerbit lainnya....keep moving sob:)
BalasHapusyeah rock n roll :D
HapusMungkin memang semua ide itu bagus, namun penyampaiannya mungkin berbeda-beda..
BalasHapusmungkin mas :)
Hapussama aza ketika ikut lomba nyanyi
BalasHapusjuri A mungkin mendgr suara kita fals, tp disisi lain juri B mungkin ada ciri khas & keunikan dari suara kita.
intinya setiap org punya penilaian yg berbeda-beda.
itu aza sob... kunjungan balik!
yak, suara kamu bagus cuma cara nyanyimu... hahaha *gayanya anang herman
HapusSulit juga jika membincangkan hal ini. Yang pasti semua orang ingin agar ide yang mereka cetuskan bagus. Namun kadang pendapat orang lain berbeda dan mengatakan sebaliknya. Dan itu harus dihargai meski kadang menyakitkan
BalasHapussegala bentuk ide itu bagus lho mas, hanya saja belum waktunya dipakai. asalkan nggak ngasal.
Hapuswew, ini yang saya kurang paham, pokoknya mah, begitu ada ide, langsung tulis, gak pake neko2, ya walaupun garis besar nya aja kali ya :D
BalasHapushajar saja ya? hehehe
HapusPesannya bagus nih, kita harus tetap positive thinking, jadi semuanya bisa lebih baik.
BalasHapusTips juga nih biar bisa mendongkrak profile bisnis Kita sebagai editor. Hargailah penulis yang memberikan tulisannya kepada Anda sejelek apapun itu. Sampaikanlah koreksi kita dengan sopan dan persuasif. Dengan begitu penulis akan menghargai kita sebagai sosok yang menyenangkan untuk diajak bekerja sama dalam urusan bisnis menulis.
ahahaha.... betul betul betul
HapusSetiap penerbit punya penilaian sendiri artinya , so tetap semngat ja
BalasHapussetiap penerbit punya standar masing-masing
Hapus