Solusi dari permasalahan tersebut adalah menginstal Ubuntu (atau distro Linux lainnya) dalam mode live persistence. Dengan mode tersebut, kita bisa tetap menggunakan Ubuntu secara live, namun settingan maupun pekerjaan yang kita lakukan bisa disimpan.
Dalam artikel kali ini, aku mau memberikan tutorial cara membuat Ubuntu live USB memakai Rufus di Windows. Lain waktu aku akan memposting artikel cara membuatnya di Linux. Oke, langsung saja baca kelanjutannya!
Sebelumnya, kamu membutuhkan bahan-bahan berikut ini:
- Flashdisk berkapasitas 8 GB (minimal, lebih besar lebih baik).
- File iso Ubuntu terbaru – pilih sesuai mesin komputer/laptop (32/64 bit). Oiya, FYI, Ubuntu versi 32 bit hanya sampai pada versi 16.04 saja. Untuk Ubuntu versi paling anyar, hanya komputer/laptop bermesin 64 bit saja yang didukung. Oiya, kamu bisa menyedot file iso Ubuntu di https://ubuntu.com/download/desktop.
- Rufus versi terbaru. Bisa disedot langsung dari situsnya: https://rufus.ie.
Jika sudah menyiapkan bahan-bahan di atas, kamu buka saja Rufus terbarunya. Tampilannya seperti di bawah ini. Kemudian, perhatikan angka-angka berwarna merah yang ada di dalam gambar. Itu nantinya bisa kamu setting sendiri.
Penjelasan
- Tanda kalau flashdiskmu telah terdeteksi oleh Rufus.
- Klik "select", dan pilih file iso Ubuntu yang sudah disedot langsung dari situsnya.
- Pada menu "persistence partition size", kamu pilih paling mentok. Karena flashdiskku 8 GB, dan ruang yang dibutuhkan memasang Ubuntu 2 GB, maka aku kebagian sekitar 5 GB.
- Pada "partition scheme", kamu pilih MBR.
- Pada "target system", kamu pilih BIOS/UEFI-CSM.
- Pada "file system", kamu pilih NTFS - jika pilih FAT32 nanti saat booting akan mengalami kegagalan.
- Jika semua settingan sudah pas, kamu tinggal klik start dan tunggu sekitar 10-15 menit supaya file ISO terpasang di flashdisk.
- Selesai, nantinya kamu tinggal memilih booting dari flashdisk saat merestart laptop/PC.
Sebenarnya cara membuat OS portable di flashdisk ini sama seperti membuat Ubuntu live biasa. Perbedaan utamanya terletak di poin ketiga. Dengan begitu, flashdisk terbagi menjadi dua bagian - Ubuntu dan ruang penyimpanan datanya.
Oke, demikianlah cara membuat Ubuntu Live persistence yang pernah aku ujicobakan sendiri. Dan 100 works!
Posting Komentar
Posting Komentar