Yah, premis besarnya sih perang antara umat manusia melawan nyamuk. Manusia yang disebut-sebut sebagai predator utama di muka bumi harus menghadapi nyamuk mutasi.
Dalam tiga episode, kubaca hari ini (17/9/2020), dikisahkan kalau peperangan ini sudah berlangsung selama 100 tahun (lama juga ya?). Dan posisinya sangat terbalik. Jumlah manusia kalah banyak dibanding nyamuk. Manusia (tersisa, habis dibantai nyamuk) jumlahnya tinggal 5.000-an, sedangkan nyamuk jumlah 1,5 miliar. Hahaha.
Gokil sih ide ceritanya. Apalagi pas diberi fakta (episode pertama) kalau nyamuk membunuh manusia 1,5 kali lebih banyak dibanding manusia membunuh manusia. Apa iya begitu? Jadi, pengen googling untuk mencari tahu.
Premis komik peperangan antara manusia dengan hewan mutasi sebenarnya bukan cerita baru. Aku sendiri pernah baca juga manga Jepang dengan premis mirip, yakni Terra Formars. Bukannya mau menyama-nyamakan sih.
Toh, aku yakin banget, cerita Mosquito War bakalan digulir dengan cara yang unik. Penggambarannya pun, menurut aku, lebih ekstrem Terra Formars dibanding Mosquito War yang lebih banyak adegan mut*lasinya.
Mosquito War dibuat sama JH (inisial komikusnya). Dia juga yang bikin webtoon The Boxer yang berkisah tentang olahraga tinju. Jadi buat yang pernah baca webtoon itu, ya, gambarnya mirip banget. Khususnya bagian mata manusianya. Kalau buat mosquitonya sih lebih mirip "jempol-man" yang dikasih mata sama mulut (sama sekali nggak mirip nyamuk, haha).
Karena manhwa satu ini masih baru banget. Di situs official webtoon Indonesia, Mosquito War baru sampai episode ke-3. Aku yakin banget teman-teman yang baca webtoon ini pasti langsung kepo mau baca episode selanjutnya.
Kalau anak sultan pasti beli koin, tapi buat yang mau gretongan bisa cari di Naver. Tapi, kamu cuma bisa lihat gambarnya tanpa tahu detail ceritanya, karena bahasanya masih Korea. Klik tautlink biar kamu bisa menuju Mosquito War versi Korea.
Update [9-10-2020]
Buat kamu yang penasaran sama kelanjutan cerita Mosquito War, silakan kunjungi Daum. Sayangnya, waktu mencoba mengaksesnya, aku diharuskan login. Dan karena website Daum memakai bahasa Korea, maka aku memutuskan untuk tidak melakukan login. Tidak paham harus melakukan apa, hehehe.
Tapi, menurut info yang kudapat, baca manhwa ini di Daum kamu diharuskan membayar dengan koin, bahkan lebih mahal dibandingkan di Webtoon sendiri. Solusi lain, ya, kamu baca di website lain. Kalau mau silakan Googling dengan Mosquito War dengan judul bahasa Koreanya, yaitu 모기전쟁 (dibaca: mogijeonjaeng).
Posting Komentar
Posting Komentar