Sekitar tahun 2006, seorang teman yang suka playing gitar mengajakku menonton battle skill antara Steve Vai dan seorang pemuda berusia 17 tahun. Aku yang memang suka sama gitar, meskipun sampai sekarang tak bisa memainkannya, segera mengiyakan ajakan temanku. Nontonnya di PC jadul miliknya.
Battle skill gitar: Steve Vai VS Bocil epep
Dalam battle skill itu, Steve Vai dan pemuda itu saling bersaut-sautan menunjukkan skill. Satu mengusung genre rock, satu mengusung genre blues. Di akhir battle, Steve menunjukkan skill cepatnya sehingga membuat si pemuda bengong. Tapi itu tak lama sebab si pemuda langsung menunjukkan skill musik klasiknya yang dibawakan dengan cepat (bergaya rock). Hasilnya, tangan Steve "keriting" tidak mampu menandingi skill si pemuda. Ia pun memutuskan keluar dari battle.
Selesai nonton, aku terkesiap karena Steve Vai dikalahkan oleh bocah ingusan tersebut. Dalam benakku, berarti skill si pemuda melampaui skill-nya Steve Vai, dong?
Itu dulu. Kali pertama aku menontonnya.
Kini, setelah Youtube merajai video online, aku baru tahu jika battle skill antara Steve Vai dan pemuda 17 tahun itu adalah potongan adegan klimaks dari film jadul berjudul Crossroads (1986).
Sinopsis film Crossroads (1986)
Sudah tahu film Crossroads?
Bagi yang belum tahu, film Crossroads menceritakan tentang upaya seorang gitaris blues muda berbakat, Eugene Martone, untuk menemukan lagu ke-30 milik Robert Johnson (musisi blues kenamaan) yang tidak sempat terekam.
Untuk itu, ia menemui Willie Brown, musisi blues yang pernah segrup sama Robert Johnson, di panti jompo. Tujuannya menanyakan lagu hebat tersebut, lalu memodifikasinya sehingga bisa merekamnya seperti musisi blues lain. Dan boom… dirinya bisa terkenal! Willie menyatakan akan memberitahu Eugene dengan syarat membantunya kabur dari panti jompo, sehingga mereka berdua bisa ke Mississippi.
Rupanya Willie mendustai Eugene dan hanya memanfaatkannya saja. Faktanya lagu ke-30 Robert Johnson tidak pernah ada. Ia hanya ingin lepas dari perjanjian antara dirinya dan iblis yang pernah dilakukannya bertahun-tahun silam di persimpangan jalan (crossroad).
Well, pada akhirnya Willie dan Eugene berhasil tiba di crossroad. Mereka bertemu iblis yang dimaksud.
Willie meminta sang iblis membatalkan perjanjian. Tentu saja, permintaan itu bisa dilakukan asalkan ditukar dengan hal yang sepadan yang sama dengan jiwa seseorang.
Eugene yang tak percaya tentang perjanjian itu menyepakatinya. Sang iblis pun menggelar pertunjukan adu skill, dimana Eugene si Lighting akan beradu melawan Jack Butler yang diperankan the young Steve Vai. Dan terjadilah adegan seperti yang kuceritakan di atas sebelumnya.
Hasil akhir?
Hmm, kita pasti bisa menebak siapa pemenangnya, ya kan?
Review film Crossroads (1986)
Usai nonton, aku merasa genre film ini terasa nanggung sekali. Mau dimasukkan ke horror, tapi dramanya banyak sekali. Mau dimasukkan ke drama, tapi nyatanya cerita menggiring penonton ke arah horror.
Soal penokohan pun nanggung. Jadi selama perjalanan menuju Mississippi, mereka berdua bertemu dengan seorang gadis, yaitu Frances. Sosoknya sempat menemani Eugene dan Willie, tapi menuju ke akhir, ia memutuskan untuk berpisah. Kesan yang kudapat darinya adalah karakter ini cuman pemanis. Numpang lewat. Toh, tanpa karakter ini perjalanan Eugene dan Willie tetap bisa dilakukan dengan baik.
Ceritanya secara keseluruhan pun sedikit membingungkan. Benar, di akhir cerita, Eugene tidak mendapatkan keinginan dan justru mendapatkan kebutuhannya. Yaitu, ia menemukan orang yang akan jadi tandemnya, setidaknya sampai Chicago. Sebab Willie memutuskan akan menetap di kota itu. Sedangkan Willie harus melanjutkan musiknya dari kota ke kota.
Tapi entah kenapa aku merasa ada yang kurang dengan ceritanya. Contohnya, Eugene kan mahasiswa musik klasik. Begitu melakukan perjalanan bersama Willie, maka otomatis kuliahnya ditinggalkan saja begitu? Contoh lainnya, bagaimana dengan panti jompo yang menahan Willie? Kenapa orang-orang dari tempat itu tidak diceritakan lagi? Nah hal-hal seperti ini membuatku bertanya-tanya sendiri.
Soal akting, aku rasa tidak ada yang perlu dikomentari. Ralph Macchio yang memerankan tokoh Eugene Martone bagus, yang masih ingusan dan butuh bimbingan. Setelah kutelusuri Google, ternyata dia adalah pemeran dari tokoh utama film Karate Kid I dan II, yang bernama Daniel Larusso.
Hahaha, aku benar-benar tidak ngeh kalau itu adalah Ralph Macchio si Karate Kid. Soalnya, orang yang kutahu dari Karate Kid cuman Pat Morita yang memainkan Mr. Miyagi.
Sedangkan pemain lainnya juga aku tidak begitu ada masalah. Semua bermain dengan baik.
Apakah Ralph benar-benar memainkan gitar di film ini?
Pada beberapa bagian, iya. Namun, tentu saja, di adegan battle skill, ya tidak. Ada orang yang membantu Ralph.
Posting Komentar
Posting Komentar